Balikpapan, Borneoupdate.com – Komisi IV DPRD Kota Balikpapan menyatakan keprihatinannya terhadap penggunaan telepon pintar (gadget) di kalangan anak. Sebab pemakaian alat elektronik ini telah menyebabkan ketergantungan dan kurangnya sikap sosial pada penggunanya.
Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Hatta Umar mengatakan dirinya pernah mendapatkan hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS) terkait jumlah pengguna telepon pintar di Balikpapan. Data itu menyebutkan sebanyak 63% anak telah menggunakan gadget dengan 49% di antaranya merupakan pemilik.
“Data itu juga menunjukkan pengguna gadget berada pada usia 5 sampai 18 tahun. Bahkan orang tua mereka sendiri yang memberikan gadget dengan berbagai alasan. Ini yang membuat kami turut prihatin pada kebiasaan ini,” ujarnya kepada wartawan.
Bahkan saat pembelajaran online, lanjut Hatta, data anak pengguna gadget bisa saja bertambah tinggi. Makanya saat pemerintah membuka pembelajaran tatap muka (PTM) pihak DPRD sangat mendukung kebijakan tersebut. Apalagi belajar di sekolah jauh berbeda dengan lewat online. Karena ada interaksi secara langsung antara guru dan murid.
“Kami menilai permasalahan anak yang menggunakan gadget ini terletak pada orang tua. Mereka semestinya tegas kepada anak agar tidak selalu pakai gadget. Meski alasannya memudahkan dalam berkomunikasi,” tuturnya lagi.
Menurut Hatta, pihaknya tidak anti terhadap penggunaan teknologi gadget. Namun pemerintah perlu hadir dalam menanggulangi dampak buruk penggunaan gadget pada generasi muda. Terutama pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan sebagai satuan kerja yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan pendidikan.
“Kami tidak melarang. Boleh saja pakai gadget untuk kepentingan belajar. Tapi banyak juga yang malah fokusnya main game online. Akhirnya dia kehilangan waktu bermain dengan anak seusianya di luar rumah. Jadi tentunya ada dampak baik dan buruknya dari gadget ini,” tambahnya. (SAN)
Discussion about this post