Balikpapan, Borneoupdate.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kaltim menyebutkan pertumbuhan minat masyarakat terhadap produk asuransi cukup positif di kuartal pertama tahun 2021. Meskipun saat ini masyarakat masih berhadapan dengan situasi krisis akibat pandemi Covid 19 yang berdampak pada pendapatan masyarakat dan perekonomian di daerah hingga nasional.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Timur Made Yudha S mengatakan pada triwulan pertama 2021 ini, hal yang cukup mengejutkan industri asuransi jiwa berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. OJK sendiri mencatat bahwa premi asuransi jiwa naik hingga 24,77 % secara tahunan (year on year) menjadi Rp 50,86 triliun per Maret 2021, dibandingkan premi tahun sebelumnya posisi yang sama Maret 2020 yang sebesar Rp 40,76 triliun,
“Jadi triwulan pertama 2021 ini, nampaknya masyarakat kita nih sudah mulai terbiasa ya dengan Covid 19, sudah mulai bisa mengatur segala sesuatunya, lebih lagi pede untuk transaksi keuangan sehingga menyebabkan premi itu naik,” ujarnya dalam kegiatan webinar, Selasa (29/06) siang.
Made menjelaskan kondisi ketidakpastian yang terjadi di masa pandemi covid 19 telah memberikan dampak yang justru meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berasuransi jiwa. Hal ini menjadi salah satu yang menyebabkan peningkatan premi asuransi jiwa di triwulan pertama 2021 ini, yang lumayan tinggi hingga 25 persen. Untuk itu, ia meminta para calon konsumen untuk lebih teliti dalam memilih penawaran asuransi, dengan mempelajari secara mendetail produk asuransi yang akan dibeli sehingga manfaat proteksi yang diharapkan dapat sesuai diperoleh.
“Yang terpenting adalah kita tahu apa yang dibeli, karena kita tahu sendiri asuran ini bukan produk yang mudah untuk dimengerti, jangan sampai ketika kita membutuhkan proteksinya itu, kita tidak bisa kita nikmati manfaatnya, karena kita salah memahami produknya di awal,” jelasnya.
Untuk itu, Made juga meminta agar masing-masing institusi jasa keuangan yang bergerak di bidang asuransi dapat membekali tenaga tenaga marketing agar lebih bertanggung jawab lagi, karena banyak nasabah yang salah memahami ketika membeli produksi asuransi. Sehingga dirinya meminta nasabah membekali diri secara maksimal terhadap asuransi yang rencananya akan dibeli.
“Jangan sampai sesuatu hal yang kita harapkan bisa memproteksi kita tidak bisa digunakan secara maksimal, justru ketika sangat membutuhkannya. Ini yang harusnya jadi perhatian calon nasabah. Mereka harus cerdas sebelum membeli polis,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post