Balikpapan, Borneoupdate.com- Pemerintah Kota Balikpapan akhirnya merealisasikan penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Pasar Pandan Sari pada Kamis (13/2) siang. Penertiban yang dilakukan petugas gabungan dari Dinas Pasar dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta TNI/Polri tersebut berjalan dengan tanpa perlawanan dari pihak PKL.
Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud yang hadir menyaksikan kegiatan penertiban mengatakan perlu keseriusan dari pemerintah untuk memaksimalkan upaya penertiban PKL di kawasan Pasar Pandan Sari. Bahkan OPD terkait telah jauh hari melakukan upaya sosialisasi kepada pedagang khusus PKL agar mendukung rencana penerapan jam tertib di kawasan Pasar Pandan Sari.
“Kami ingin pembeli merasa nyaman saat berbelanja di pasar Pandan Sari. Jadi kami minta PKL tidak lagi mempergunakan badan jalan dan masuk ke area gedung pasar yang ada. Saya minta mereka bersabar dalam satu hingga dua bulan memang belum terasa peningkatannya, perlu proses supaya minat masyarakat berbelanja di dalam meningkat,” jelasnya.
Rahmad menjelaskan upaya penertiban sekaligus melakukan relokasi PKL ke dalam bangunan Pasar Pandan Sari merupakan upaya pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan gedung pasar yang dibangun dari dana APBD. “Kami akan lakukan terus pengawasan secara konsisten untuk menerapkan aturan ini, apa saja yang kurang untuk peningkatan pasar agar dapat berfungsi maksimal,” tambahnya.
Sementara secara terpisah, wakil ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Mieke Henny menyambut baik penertiban yang dilakukan OPD terkait terhadap para pedagang yang saat ini berjualan di Pasar Pandansari. Sebab selama lebih dari sepuluh tahun, kondisi Pasar Pandan Sari justru semakin semrawut meski Pemerintah Kota Balikpapan telah membangun ulang bangunan pasar. Namun yang terjadi di lapangan, para pedagang lebih memilih menggelar dagangannya di badan jalan yang berakibat hampir 50 persen kios yang ada kosong.
“Aspirasi pedagang, mereka mau saja dipindahkan asalkan kondisinya dibenahi, karena ada juga pedagang yang sudah punya kios di dalam tapi tetap berjualan di luar, karena di dalam sepi. Konflik yang terjadi memang cukup lumayan, bagaimana membuat pedagang ini mau di pindahkan ke dalam pasar. Yang terpenting adalah komunikasinya,” ujarnya.
Menurut Mieke untuk menyikapi kondisi lokasi berjualan para pedagang pasar pandansari yang semrawut ini, pihaknya sudah meminta dinas perdagangan segera melakukan pembenahan. Di antaranya membangun eskalator yang dapat menghubungkan hingga di lantai 3 agar memudahkan pembeli mendatangi tempat berjualan yang sudah diatur pemerintah.
“Saya ingin semua pedagang direlokasi ke dalam bangunan pasar dan tidak ada lagi yang berjualan di luar. Yang PKL juga ditertibkan biar tidak ada kecemburuan. Jadi mereka ini mau saja dipindahkan, asalkan kondisinya dibenahi semuanya luar dalam,” tutupnya. (FAD)
Discussion about this post