Balikpapan, Borneoupdate.com- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan menilai pelaksanaan sholat istisqo untuk belum perlu dilakukan di kota minyak. Meski hujan sudah tidak turun selama 2 bulan terakhir bersamaan dengan musim kekeringan yang terjadi di sejumlah kota/kabupaten di wilayah Kalimantan Timur termasuk di Kota Balikpapan.
Sekretaris MUI Kota Balikpapan, Muhammad Jailani mengatakan dari penilaian MUI kekeringan yang terjadi di Balikpapan belum memenuhi kategori untuk dilaksanakan sholat istisqo. Sebab kondisi kekeringannya masih tergolong ringan dan belum masuk dalam kategori mendesak.
“Tidak hujan belum masuk kategori kemarau panjang,” ucap Jailani lewat aplikasi WhatsApp, Kamis (19/9).
Sehingga pihak MUI lanjutnya lebih menyarankan untuk dilakukan doa minta hujan di semua masjid usai pelaksanaan sholat jum’at (20/9). Selanjutnya saran tersebut akan disampaikan dalam bentuk surat edaran ke seluruh masjid dan komunitas lembaga dakwah.
“Cukup membacakan doa minta hujan tanpa sholat istisqo,” ucap Jailani.
Untuk diketahui, bencana kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia khusus di wilayah Kalimantan Timur menimbulkan dampak bencana kebakaran lahan dan hutan. Kejadian kebakaran hutan dan lahan yang terjadi tidak hanya menimbulkan kerusakan pada kondisi hutan dan masyarakat sekitar, namun juga menimbulkan bencana kabut asap yang terbawa angin hingga daerah sekitarnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, Kota Balikpapan menjadi salah satu wilayah yang dilanda kabut asap. Hal ini menurunkan jarak pandang dan mengganggu sejumlah penerbangan.
Selain itu, bencana kabut asap juga mengancam kondisi kesehatan masyarakat.
Dari laporan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan tingkat pencemaran udara di Kota Balikpapan sudah masuk dalam kategori sedang. Dengan indeks pencemaran mencapai angka 65. (FAD)
Discussion about this post