Samarinda, Borneoupdate.com- Kepala Karantina Pertanian Balikpapan Abdul Rahman, mengajak seluruh mitra pembangunan perkebunan di Kalimantan Timur untuk menjadi bagian dari Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks). Hal ini disampaikannya dihadapan para pejabat eselon di lingkup Dinas Perkebunan di Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur, asosiasi perkebunan, perkebunan besar swasta, dan pihak perbankan dalam kegiatan rapat koordinasi pembangunan perkebunan Kalimantan Timur tahun 2020, Selasa (25/02)
Kegiatan Rakor yang resmi dibuka oleh Gubernur Kaltim Irsan Noor ini, mengusung tema “Meningkatkan Harga dan Nilai Tambah Komoditas di Tingkat Petani”. Dalam sambutannya, Irsan Noor memberikan dukungan penuh kepada Kementerian Pertanian (Kementan) RI, untuk menggalakkan program Gratieks yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak pembangunan perkebunan, khususnya di Kalimantan Timur.
“Gratieks merupakan program jangka panjang andalan Kementan, yang diyakini berdampak besar pada roda perekonomian nasional. Oleh sebab itu, nantinya akan ada jutaan orang yang terlibat di sektor pertanian, mulai dari petani hingga eksportir”, terang Abdul Rahman.
Sebagai nara sumber, Abdul Rahman memaparkan bahwa program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) ini merupakan kolaborasi dari teknologi, riset, jejaring, dan kerjasama antar semua pihak mulai hulu hingga hilir. Sehingga kedepan, dapat menciptakan iklim perekonomian yang modern dan berkelanjutan.
Tercatat, saat ini kelapa sawit dan kayu lapis asal Kalimantan Timur menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia. Pada tahun 2019 di Balikpapan, nilai jual komoditas tersebut mencapai 12 triliun rupiah dengan frekuensi ekspor rata-rata mencapai enam belas kali setiap bulannya. “Seluruh kegiatan ekspor tersebut dipetakan dalam Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports (I-mace) yakni inovasi besutan Kementan berbasis aplikasi”, ujar Abdul Rahman.
Disisi lain, perubahan gaya hidup dan tingkat konsumsi masyarakat global juga membuka peluang diversifikasi komoditas ekspor Kalimantan Timur, untuk itu diharapkan peluang komoditas hortikultura dan sarang burung walet, kedepannya akan terbuka lebar di kancah Internasional.
“Jika dilihat dari perkembangannya hingga hari ini, kami optimis Indonesia bukan hanya dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi mampu memenuhi kebutuhan pangan dunia,” tegas Abdul Rahman. (TS1982)
Discussion about this post