Balikpapan, Borneoupdate.com- Pasca Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Pertamina tentang posisi tenaga kerja lokal di proyek perluasan kilang (RDMP), Komisi IV belum berencana merealisasikan pembentukan panitia khusus (pansus). Meski sebelumnya, persoalan RDMP ini sudah digaungkan para anggota DPRD periode 2014-2019 lalu dan hingga kini belum ada kejelasan. Padahal keberadaan tenaga kerja lokal masih tidak terakomodir dalam proyek RDMP yang dilakukan pertamina sejak 2 tahun terakhir.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Iwan Wahyudi mengatakan pertemuan bersama pertamina beberapa waktu lalu menghasilkan rekomendasi perbaikan komunikasi antara disnaker dan 14 kontraktor yang tergabung dalam proyek RDMP. Sehingga ia mengakui rencana pembentukan pansus tersebut sudah dilakukan sejak periode lalu belum ada kelanjutan.
“Kami terus mencarikan solusi dan kejelasan dari disnaker, terkait pekerja lokal agar bisa dipekerjakan pada proyek perluasan kilang milik pertamina. Karena kualitas pekerja di Balikpapan tidak kalah dengan pekerja dari daerah lain,” ucapnya.
Menurut Iwan pembentukan pansus harus melalui pengkajian secara mendalam terhadap persoalan yang dipansuskan. Selain itu pihak DPRD harus memiliki data yang cukup sebelum menggulirkan pembentukan sebuah pansus. Sementara data yang diperlukan itu hingga kini juga belum ada semenjak pelantikan anggota DPRD Balikpapan periode 2019-2024 pada akhir Agustus lalu.
“Pertemuan bersama pertamina dan pihak RDMP setidaknya sudah memberikan beberapa kejelasan. Intinya memang komunikasi antara pemerintah dan pihak RDMP memang kurang terjalin dengan baik. Akibatnya memang terkesan pekerja lokal tidak terlalu dilibatkan dalam proyek perluasan kilang yang berlokasi di Balikpapan yang juga diprotes sejumlah ormas,” tutur politisi PPP ini.
Sebagai wakil rakyat, lanjut Iwan, pihak dewan menginginkan keterlibatan tenaga kerja lokal dalam proyek perluasan kilang RDMP sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap warga setempat. Mengingat proyek milik perusahaan plat merah tersebut sudah berjalan dalam setahun terakhir sementara serapan tenaga lokal dinilai sangat rendah.
“Kalau alasannya harus sesuai skill saya bisa pahami hal itu. Karena sekarang era keterbukaan jadi semua dilihat dari skill. Bukan karena orang lokal. Jadi saya menyarankan ada persentase keterlibatan tenaga kerja lokal disitu. Ya mungkin 40% orang kita dan 60% orang yang punya skill,” sarannya.
Untuk itu Iwan berharap segera ada solusi untuk keterlibatan pekerja lokal yang ada di Balikpapan dalam proyek RDMP. Karena angkatan kerja di Balikpapan terus meningkat setiap tahunnya sementara ketersediaan lowongan kerja belum berbanding lurus dengan pencari kerja yang ada.
Seperti diketahui, sejak tahun 2018 lalu Pertamina sudah mulai menjalankan proyek perluasan kilang yang merupakan satu dari enam mega proyek kilang yang dibangun Pertamina. Keenam mega proyek kilang itu terdiri atas empat proyek perluasan, Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua proyek pembangunan baru Grass Root Refinery (GRR). Keberadaan proyek milik perusahaan plat merah diharapkan bisa menyerap tenaga kerja lokal asal Balikpapan yang menjadi tempat pelaksanaan proyek tersebut. (FAD)
Discussion about this post