Balikpapan, Borneoupdate.com- Menyambut peringatan hari sumpah pemuda ke-91, Anggota DPRD Kota Balikpapan, Budiono mengajak generasi muda membekali diri dengan nilai agama dan akhlak. Hal itu disampaikannya saat mengomentari sejumlah pemberitaan di media massa yang menyebutkan salah satu warga Kota Balikpapan terlibat prostitusi online di Jawa Timur.
Menurut politisi asal PDIP ini, pemuda harus mampu mengimbangi perkembangan teknologi yang terjadi dengan pengetahuan agama. Karena teknologi memiliki dua sisi yang berseberangan. Yakni bisa berdampak positif maupun negatif terhadap diri penggunanya. Dimana diketahui mayoritas pengguna teknologi merupakan anak muda.
“Saya sangat prihatin dengan kasus prostitusi online yang melibatkan wanita asal Balikpapan kemarin. Maka itu saya pikir tidak cukup cantik dan pintarnya saja. Anak muda kita perlu agama sebagai penyeimbang agar tidak gampang tertipu dengan hidup gemerlap asal cepat kaya,” kata Budiono.
Ia mengakui memang perkembangan teknologi juga memberikan dampak negatif dan juga positif. Satu sisi memberikan jaminan kecepatan informasi yang memudahkan para pemuda mendapat pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing. Sehingga generasi muda mampu memanfaatkan teknologi dalam semangat membangun bangsa dan negara.
“Iya di satu sisi perlu melek teknologi. Tapi disisi lain, perkembangan ini punya dampak negatif seperti informasi palsu (hoax), adu domba, provokasi, ujaran kebencian (hate speech), pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga terorisme. Semua itu agak sulit mencegahnya kalau si pengguna sendiri tidak punya bekal agama yang kuat,” lanjut Budiono.
Maka disitulah lanjutnya peranan sekolah dan orang tua dalam membekali anak muda dengan pengetahuan agama dibarengi dengan pendidikan karakter. Agar saat berhadapan dengan dampak negatif dari teknologi ini sang anak tetap mampu memfilter dengan ilmu pengetahuan serta kedewasaan dalam berbangsa dan bernegara. Apalagi dalam konteks pembangunan generasi muda, dibutuhkan pemuda yang punya jiwa kreatif dan inovatif dengan dasar iman, mandiri, demokratis, serta bertanggung jawab.
“Ke depan, diharapkan pemuda kita bisa mengatasi persoalan dampak negatif teknologi ini lewat bekal agama masing-masing. Yang jelas anak muda harus melek teknologi sekaligus punya daya tahan terhadap dampak negatifnya. Intinya pandai memilah saja,” pesan Budiono. (FAD)
Discussion about this post